Album Info - Pancawarna

Pancawarna

Pancawarna is the fifth studio album from Malaysian pop singer Siti Nurhaliza released in 1999.

"Kau Kekasihku" is the most highlighted song in this album for its popularity plus the voice of Siti Nurhaliza, the composition by Ajai and the melancholic lyrics by Alam Maya. It is said to have been the first song ever composed by Ajai himself to Siti.

Almost every song in this album really challenge Siti's vocal performance and the most highly enduring songs would be "Kurniaan Dalam Samaran" and "Nian Di Hati". In "Lembaran Cinta Pudar", Siti made an attempt to have a brief monologue which is quite intriguing to listeners.

The song "Lelaki (warkah seorang anak)" was speacially dedicated to former Prime Minister of Malaysia Tun Dr. Mahathir bin Mohamad. The lyrics was written by Habsah Hassan and composed by one of the Kopratasa's member (Siso). This song is made special just for him as a rememberence of his contribution to Malaysia.

Album Info

Released: 1999
Recorded: 1998-1999
Genre: Pop
Length: 49:59
Label: Suria Records
Producer(s): Azmeer, Zulkefli Majid, Helen Yap, Adnan Abu Hassan, Siso, Mark Wong, Ajai, Ross Ariffin, Alfa/Rummie & Salman

Track Listing

1 - "Nian Di Hati" Azmeer, Azam Dungun | 5:09
2 - "Seribu Kemanisan" Zulkefli Majid, Hazlan Abu Hassan | 4:37
3 - "Engkau Bagaikan Permata" Helen Yap, Sham Amir Hussain & Siti Nurhaliza | 5:25
4 - "Salju KasihNya" Adnan Abu Hassan, Hani MJ | 4:22
5 - "Lelaki (warkah seorang anak)" Siso Kopratasa, Habsah Hassan | 4:38
6 - "Kedamaian" Mark Wong, Hani MJ | 4:55
7 - "Kau Kekasihku" Ajai, Alam Maya | 4:36
8 - "Kurniaan Dalam Samaran" Ross Ariffin, S. Amin Shahab | 4:59
9 - "Langkah Di Persada" Rickie Koes, Tisya | 5:33
10 - "Lembaran Cinta Pudar" Salman, Habsah Hassan | 5:21

Nian Di Hati

Azmeer, Azam Dungun | 5:09

Suburnya nian sukar dimadah
Mekar jiwa dilamar mimpi
Kasih sepantun tulisnya sudah
Hanya rindu ikatan hati
Berlumpur intan seri masih bertandang
Bagai bulan dipagar bintang

Angin berderu ombak mengalun
Melambai daun sedang rimbun
Sarat di hati rindu ditanggung
Airmata ku tak terbendung
Dikau ku sanjung cinta suci terulung
Di jiwa ku semakin ranum

( korus 1 )
Terpadamlah gundah di hati
Setenangnya air di kali
Hilanglah resah terpancar naluri
Janji yang diikat teguh... berdiri

( korus 2 )
Lafazlah sejujur hatimu
Setulus halusnya budimu
Damaimu sesudah gerimis
Bawa daku bersama meniti pelangi

( korus 3 )
Ku yakin di sana menanti
Mahligai kencana abadi
Disaluti sutera asli
Selimut cinta aroma harum kasturi

( korus 4 )
Kasihmu beraja di hati
Kasihku bertahta di jiwa
Walaupun tiada di mata
Cintamu tetap sebati

Sungguh bererti kasih dan sayang
Seribu sumpah kau tunaikan
Cinta berkurun kasih berzaman
Kerana sayang ku turutkan
Guruh di laman umpamanya gurindam
Mengusap di hati yang rawan

( ulang korus 1, 2, 3, 4 )

Seribu Kemanisan

Zulkefli Majid, Hazlan Abu Hassan | 4:37

Seindah sinar pelangi
Serinya menawan hati akan menghilang
Disaat terlena sinar mentari
Hanyalah sang rembulan
Dan bintang kan mengisi
Seri malam...

Usahlah mendusta hati
Lena didakapi mimpi
Menyapa keluhan
Yang akhirnya akan mengundang rawan
Yakinlah kan bersama
Andainya telah tercipta
Panca persada...

( Oh )

Himpunkanlah kekuatan
Usahlah ditaburkan
Seribu kemanisan harapan
Dari genggaman

( korus )
Semarakkanlah warna asmara
Pabila tiba ketikanya
Keleraikanlah jalinan cinta
Menjadi satu dalam jiwa
Relaikanlah tiap keresahan
Diufuk kemawan
Tautkan keindahan
Kebahagiaan

Engkau Bagaikan Permata

Helen Yap, Sham Amir Hussain & Siti Nurhaliza | 5:25

Kan ku kejar pelangi
Walau hadir sementara
Meniti tujuh warnanya
Tanda setia, berpanjangan

1
Oh... sayanglah aku bagaikan
Pohon-pohon merendang
Dapat kau memandang
Dapat kau meneduhi
Kasih memanyungi

2
Engkau bagaikan permata asmara
Memancarkan sinar perasaan sayang
Engkau bagaikan pelangi menjelma
Mewarnai duniaku kasih
Engkau berikan ku cahaya
Selama-lamanya ... (sayang)

Dimatamu ku lihat bintang
Di wajahmu seribu pesona
Akan ku tenggelam berenang
Moga tidak lemas didasar

( ulang 1 & 2) 2X

Salju Kasih Nya

Adnan Abu Hassan, Hani MJ | 4:22

Dingin dalam jiwa MU
Disirami salju kasih MU
Ku susuri jalan MU
Walau ranjau berliku

Tenang saat merindu
Takafur ku dihadapan MU
Deraian airmata gugur dalam sujud ku
Betapa agungnya cinta MU

( korus )
Gelora silam tak bisa tepasam
Namun harapan menggunung di hati
Gelora kasih tak mungkin terluput
Kerana hati ku merantau jauh
Ingin bertemu
Dengan MU oh... kasih...

Rindu mencengkam jiwa
Sebak dada tiada tertahan
Hanya pada MU tuhan ku serah diri ini
Pohon cinta Mu nan suci hakiki...

Lelaki (warkah seorang anak)

Siso Kopratasa, Habsah Hassan | 4:38

Telah berdiri seorang lelaki
Hidup berbekal kecekalan diri
Walau menghadapi sejuta cabaran
Terus berpaut pada kebenaran

Berkurun sudah kau merintis jalan
Bertahun sudah hasratmu terhalang
Tetap bersemarak api keazamnya
Bara keramat doa dan harapan

( korus )
Kau melangkah bermula dari lembah
Kau mendaki setangga ke setangga
Semakin hampir menjejaki puncak
Semakin sering kau ditikam onak

Namun kerana kau lelaki
Derita dapat diselindungi
Tangisanmu rahsia dihati

( solo )

( ulang korus )

Kesepianlah teman nan sejati
Di dalamnya kau mengenal diri
Tenangnya wajah matangnya bicara
Kerana kau menyakini
Tuhanlah yang maha ESA
Kerana kau menyakini
Tuhanlah yang maha ESA

Kedamaian

Mark Wong, Hani MJ | 4:55

Ku rindukan cahaya si kunang-kunang
Pelita rimba hiasan gelap malam
Bintang nan bersinar bergemerlapan
Sang rambulan penerang alam nan gelita

Ku rindu mandian air dibukit
Kedinginannya menyentuh di dalam hati
Burung berkicauan berlagu riang
Disinilah ku miliki kedamaian

( korus )
Rindu...
Cahaya sang rambulan
Dingin angin rimba menyusup di hati
Rindu...
Hembusan sang bayu
Buahan meranum pepohon menghijau
Merdu suara kicau burung
Dinginnya air terjun
Ku kembali semula menikmati segala
Keindahan...

( solo )
Ku rindu saat-saat bahagia
Tak mungkin pudar
segar dalam ingatan ku
Biar ku di sini, jauh di desa
Bahagia telah bersemi selamanya

Kau Kekasih Ku

Ajai, Alam Maya | 4:36

Indah di mata... indah dijiwa yang berahi
Bagaikan direnda... terpesona penuh asyik
Dan kubelai... sisir angin yang berbisik
Bukan rahsia... kau kekasih ku...

Pecahan ombak...yang menyentuh pipi ini
Pedih rasa hati... bagai ditusuk panah duri
Dan kusapu... kerna kabur pandanganku
Dalam langkah... tarian cintamu

( korus 1 )
Duhai malam... tiada bintang...
Menghiasi... taman kasih ini...
Hanya aku... sendirian...
Tak berteman... keseorangan...

( korus 2 )
Kekasih ku... hanya aku...
Yang memuja... sisa cinta ini...
Seandainya... ombak laut...
Surut lagi... aku pergi... oh...

Kekasih ku... oh...

Seiring camar pulang... setia pada janji
Itu doa ku... selama ini...

( ulang korus1, korus2 )

Dari mata... dari jiwa yang berahi
Makin kumengerti... istilah percintaan ini
Moga nanti... ada seru menyatakan
Kau kekasih... hingga ke akhirnya...
Kau kekasih... hingga ke akhirnya...
Oh... kekasih

Kurniaan Dalam Samaran

Ross Ariffin, S. Amin Shahab | 4:59

Kiambang hanyut ke muara
Perahu pulang ke penambang
Lambat laun kan bersua
Biarpun di gulung gelombang

Dugaan yang tak di sangka
Perpisahan yang dipaksa
Kurniaan yang dalam samaran
Itu yang ku harapkan

( korus )
Berpijak pada bumi nyata
Bak miniti jambatan bara
Jalan yang mana harus kami lalui
Jalan lurus mereka halangi

Kita dibiar terapung
Di awangan cinta
Diperbudak-budakkan saja
bagaikan boneka cinta

( solo )
( ulang korus )

Kerana kebangsawanan
Dan sandiwara mereka
Dua hati menjadi beku
Rela dilempar ke gurun debu
Walau apa hadapi bersama
Demi cinta...oh...
Cinta kita...

Langkah Di Persada

Rickie Koes, Tisya | 5:33

Satu demi satu rahsia
Hadir menyentuh rahsia
Dalam duka dalam gembira
Melangkah terusan jua

Disini... bermula
Genggam impian nyata
Disini... saatnya
Mencapai bintang
Di angkasa... bercahaya

Berliku jalan ditempuhi
Lautan di renangi
Selagi upaya berdiri
Satukan impian suci

Disini... bermula
Sinar menusuk jiwa
Disini... saatnya
Mengatur langkah
di persada... bahagia

( korus 1 )
Satu harapan dalam impian
Teguh di hati bukan khalayan
Berhias seribu kenangan
Menyulam kemesraan
Sinaran gemilang menanti
Hadir impian abadi

( solo )

Berliku jalan ditempuhi
Lautan di renangi
Selagi upaya berdiri
Satukan impian suci

Disini... bermula
Sinar menusuk jiwa
Disini... saatnya
Mengatur langkah
Di persada... bahagia

( korus 2 )
Mekar bersemi ikrar dihati
Tiada kilauan mengunci diri
Selagi bersinar mentari
Tiada gentar diuji
Sinaran gemilang menanti
Hadir impian abadi

( solo )

Disini... bermula
Genggam impian nyata
Disini... saatnya
Mencapai bintang
Di angkasa... bercahaya

( ulang korus 1 )

Disini... bermula
Sinar menusuk jiwa
Disini... saatnya
Mengatur langkah
Di persada... bahagia

( ulang korus 2 )

Lembaran Cinta Pudar

Salman, Habsah Hassan | 5:21

"Sayang...surat ini ku tulis dikejauhan malam...
Ketika hujan gerimis...
Biarpun bercinta dengan mu sungguh indah...
Namun memutuskannya aku terluka...
Tapi biarlah kekecewaan hari ini
Dari nanti kehilangan harga diri
Aku telah tiba dipenghujung kesabaran
Sebelum lebih menderita
Biarlah aku yang memberikan keputusan..."

Noktah dibaris akhir...
Ku redha keputusan suratan takdir
Telah lama menunggu
Masa yang berharga sesia berlalu
Kau memberi harapan yang
Palsu...

( korus )
Oh... oh...
Kerana tiada
Pendirian yang nyata
Kututupi lembaran
Cinta pudar...

Tiada ketelusan
Tiada keberanian
Lama menanti
Jawapan pasti
Terkulai kini
Mimpi... Mimpi...

( solo & ulang korus 2X)

Dengan lembaran ini
Akan tiada lagi
Yang asyik menghitung hari dalam mimpi
Oh... mimpi...

"Selesai surat ini kau tatapi...
Aku harap kau mengerti...
Setelah ini antara kita
Akan tiada pertemuan lagi..."